Sebelum memulai jenjang perkuliahan, tidak sedikit orang yang berharap jurusan pilihannya mampu menjadi pengantar menuju karier yang memuaskan. Namun nyatanya, tidak semua harapan itu terwujud.
Melansir dari CNBC Make It, mempelajari terapi musik mungkin dapat dipertimbangkan jika Anda ingin mendapat pekerjaan yang memuaskan. Menurut studi oleh Payscale, bidang medis dan terapi adalah jurusan kuliah yang membantu para lulusannya untuk mendapatkan berkarier dengan menyenangkan serta memuaskan.
Hasil riset Payscale mengungkapkan bahwa alumni dengan gelar sarjana dalam terapi musik kemungkinan besar memiliki pekerjaan yang memuaskan. Sebab, 95 persen sarjana mengatakan bahwa pekerjaan mereka membuat dunia menjadi “tempat yang lebih baik”.
“Pengetahuan dan keterampilan dikembangkan melalui kursus serta pelatihan klinis yang mencakup teori dan penerapan praktis prosedur dan teknis perawatan terapi musik,” tulis American Music Therapy Association (AMTA), dikutip Rabu (18/9/2024).
Menurut AMTA, terapis musik dapat bekerja di lingkungan tradisional dan menawarkan layanan kepada klien yang mengalami disabilitas fisik atau masalah kesehatan mental. Tak hanya itu, terapis musik juga dapat melayani pasien di rumah sakit, program penyalahgunaan zat, dan pusat perawatan kanker.
Sayangnya, posisi tersebut sering kali tidak memberikan gaji yang tinggi. Pendapatan rata-rata untuk sarjana terapi musik hanya US$49.400 atau sekitar Rp758,5 juta dalam lima tahun pertama bekerja dan US$64.900 atau sekitar Rp996,5 juta dengan 10 tahun atau lebih pengalaman asumsi kurs Rp15.345/US$).
Namun, gelar lain dapat memberikan gaji yang lebih baik. Berikut sembilan jurusan dan gelar yang menurut para alumni mampu memberikan karier yang “bermakna”.
1. Terapi musik
Persentase alumni yang mengatakan bahwa pekerjaan mereka memberikan dampak positif: 95 persen
Gaji rata-rata di awal karier: US$49.400 (sekitar Rp758,5 juta)
Gaji rata-rata di pertengahan karier: US$64.900 (sekitar Rp996,5 juta)
2. Ilmu kardiopulmoner
Persentase alumni yang mengatakan bahwa pekerjaan mereka memberikan dampak positif: 92 persen
Gaji rata-rata di awal karier: US$58.200 (sekitar Rp893,6 juta)
Gaji rata-rata di pertengahan karier: US$84.000 (sekitar Rp1,2 miliar)
3. Terapi radiasi
Persentase alumni yang mengatakan bahwa pekerjaan mereka memberikan dampak positif: 91 persen
Gaji rata-rata di awal karier: US$78.100 (sekitar Rp1,19 miliar)
Gaji rata-rata di pertengahan karier: US$109.500 (sekitar Rp1,68 miliar)
4. Studi alkohol dan narkoba
Persentase alumni yang mengatakan bahwa pekerjaan mereka memberikan dampak positif: 90 persen
Gaji rata-rata di awal karier: US$43.500 (sekitar Rp667,9 juta)
Gaji rata-rata di pertengahan karier: US$59.200 (sekitar Rp908,8 juta)
5. Konseling kecanduan
Persentase alumni yang mengatakan pekerjaan mereka membuat dampak positif: 89 persen
Gaji rata-rata awal karier: US$45.400 (sekitar Rp697,01 juta)
Gaji rata-rata pertengahan karier: US$51.800 (sekitar Rp795,2 juta)
6. Teknologi kardiovaskular
Persentase alumni yang mengatakan pekerjaan mereka membuat dampak positif: 89 persen
Gaji rata-rata awal karier: US$67.800 (sekitar Rp1,04 miliar)
Gaji rata-rata pertengahan karier: US$77.900 (sekitar Rp1,19 miliar)
7. Sarjana sains keperawatan
Persentase alumni yang mengatakan pekerjaan mereka membuat dampak positif: 88 persen
Gaji rata-rata awal karier: US$74.300 (sekitar Rp1,14 miliar)
Gaji rata-rata pertengahan karier: US$92.900 (sekitar Rp1,42 miliar)
8. Terapi fisik
Persentase alumni yang mengatakan pekerjaan mereka membuat dampak positif: 88 persen
Gaji rata-rata awal karier: US$57.500 (sekitar Rp882,8 juta)
Gaji rata-rata pertengahan karier:US$112.700 (sekitar Rp1,73 miliar)
9. Analisis perilaku terapan
Persentase alumni yang mengatakan pekerjaan mereka membuat perbedaan dampak perbedaan: 88 persen
Gaji rata-rata di awal karier: US$44.700 (sekitar Rp686,2 juta)
Gaji rata-rata di pertengahan karier: US$82.400 (sekitar Rp1,26 miliar)