IHSG Balik Arah ke Zona Hijau, 5 Saham Ini Jadi Pemicunya

Karyawan melintas di depan layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat pada perdagangan sesi I Jumat (11/10/2024), setelah dua hari beruntun merana dan terkoreksi ke level psikologis 7.400.

Hingga pukul 11:30 WIB, IHSG menguat 0,59% ke posisi 7.524,42. IHSG pun kembali bangkit ke level psikologis 7.500 setelah kemarin terkoreksi ke level psikologis 7.400 tepatnya di 7.480-an.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 4 triliun dengan melibatkan 9,6 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 567.782 kali. Sebanyak 324 saham naik, 211 saham turun, dan 241 saham cenderung stagnan.

Terpantau seluruh sektor menghijau pada sesi I hari ini, dengan sektor properti menjadi yang paling kencang penguatannya dan menjadi penopang terbesar IHSG yakni mencapai 3,04%.

Dari sisi saham, emiten pertambangan Grup Salim yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan saham perbankan Himbara PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi penopang IHSG yakni masing-masing sebesar 7,6 dan 5,8 indeks poin.

Berikut daftar saham yang menjadi penopang atau movers IHSG pada sesi I hari ini.

IHSG cenderung bergairah meski sentimen pasar dari global cenderung bervariasi. Pasar masih memantau perkembangan terbaru konflik geopolitik Timur Tengah hingga rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) periode September 2024.

Dari AS, tingkat inflasi tahunan yang dapat diukur dari indeks harga konsumen (IHK) periode September 2024 melambat menjadi 2,4% secara tahunan (year-on-year/yoy), terendah sejak Februari 2021. Namun, angka ini lebih tinggi dari perkiraan sebesar 2,3% (yoy).

Secara bulanan (month-to-month/mtm), tampak IHK naik 0,2%, sama seperti pada Agustus lalu dan di atas perkiraan sebesar 0,1%.

Tingkat IHK inti tahunan secara tak terduga meningkat menjadi 3,3%, dibandingkan dengan 3,2% pada dua bulan sebelumnya, sementara para investor memperkirakan angka tersebut akan tetap di 3,2%. Tingkat inflasi inti bulanan tetap di 0,3%, sama seperti pada Agustus tetapi di atas perkiraan sebesar 0,2%.

Secara keseluruhan, ekonomi AS pasca-Covid 19 terus menjadi perhatian banyak negara industri. Namun, masih ada tanda-tanda bahwa pertumbuhan mulai melambat.

Sementara itu dari Timur Tengah, situasinya makin mencekam di tengah kemungkinan pecahnya perang antara Israel dan Iran. Meski demikian, perkembangan terbaru muncul, yang menyeret Arab Saudi di dalamnya.

Pangeran Arab, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salam (MBS) dilaporkan “turun gunung” mengadakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi. Ini terjadi di Riyadh, Rabu waktu setempat, sebagaimana dilaporkan media pemerintah Arab Saudi, Saudi Press Agency (SPA).

Mengutip Reuters, Kamis kemarin, kedua sosok tersebut bertemu untuk membicarakan permasalahan kawasan. Arab Saudi sendiri memang telah melakukan pendekatan ke Iran selama beberapa tahun terakhir, untuk meredam meningkatnya tensi walau tetap sulit.

Iran melancarkan serangan rudal ke Israel sebagai balasan atas eskalasi Negeri Yahudi itu terhadap Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon, dalam konflik yang terjadi bersamaan dengan perang Gaza.

Awal pekan ini, Teheran memperingatkan negara-negara Teluk Arab agar tidak mengizinkan penggunaan wilayah udara atau pangkalan militer mereka untuk membantu Israel atau sekutunya membendung Iran.

https://jasonwiles.net

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*