Bagi sebagian orang, Bali di bagian utara mungkin belum begitu akrab di telinga. Namun, sejumlah lokasi wisata di wilayah ini ternyata tak kalah menarik dibandingkan dengan Bali bagian selatan yang ramai dikunjungi wisatawan.
Bali bagian utara menyajikan panorama yang beragam, mulai dari kesejukan dataran tinggi, keindahan pantai dengan sentuhan hangat sinar matahari yang memiliki garis pantai mencapai 157 kilometer. Keduanya dapat dinikmati di Pulau Dewata bagian utara ini, salah satunya di Kabupaten Buleleng.
“Bali bagian utara ini sangat asri. Kebetulan topografi kita adalah negara gunung. Dimana pegunungan dan pantai itu sangat berdekatan dengan kemiringan yang tinggi. Memiliki potensi luar biasa, potensi bahari, hutan,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Bali Gede Dody Sukma Aktiva Askara saat ditemui di Buleleng.
Menawarkan suasana dataran tinggi yang sejuk, cocok untuk pecinta olahraga golf yang ingin menjajal suasana baru. Berlokasi di Singaraja, Buleleng, wisatawan yang berkunjung juga dapat bermalam serta menjajal kuliner khas nusantara serta hidangan khas Eropa dan negara barat (western food).
Saat memasuki lokasi ini, tersedia spot atau titik untuk berfoto yang berlokasi di gapura utama dengan arsitektur khas Bali. Jika pengunjung tertarik berfoto, maka dapat membayar tiket masuk Rp30.000 untuk wisatawan domestik serta Rp50.000 untuk wisatawan asing dengan durasi foto selama tiga menit. Adapun Handara Gate atau yang kerap disebut gerbang surga ini dapat dikunjungi selama cahaya matahari masih ada.
2. Desa Wisata Pemuteran Desa Wisata Pemuteran menawarkan wisata bahari yang menakjubkan. Keindahan bawah lautnya patut untuk dijelajahi. Pengunjung dapat pula melakukan snorkeling dan diving di kawasan konservasi terumbu karang yang dikembangkan oleh salah satu yayasan non-pemerintah.
Desa Wisata Pemuteran telah masuk dalam nominasi penghargaan Anugerah Desa Wisata (ADWI) 2024, serta meraih penghargaan dari UNDP Equator Award karena berhasil melakukan konservasi terumbu karang dengan metode biorock yang melibatkan masyarakat nelayan setempat.
Lelah menikmati keindahan bawah laut, pengunjung dapat melihat penangkaran penyu yang masih di kawasan Desa Pemuteran. Di dalamnya, terdapat bayi-bayi penyu atau tukik yang telah berhasil menetas di penangkaran ini.
Pengunjung dapat membeli tiket sebesar Rp40 ribu untuk wisatawan asing, Rp20 ribu untuk wisatawan domestik. Tiket tersebut dapat digunakan beberapa kali dalam satu pekan. Pada pukul 16.30 waktu setempat, pengunjung dapat berinteraksi dengan memberi makan penyu-penyu itu.
3. Pantai Lovina Salah satu pantai yang telah dikenal wisatawan ini menawarkan pengalaman menarik melihat secara langsung lumba-lumba liar di habitat aslinya pada pagi hari.
Pengunjung dapat menyewa perahu untuk melihat mamalia air menunjukkan diri di tengah laut. Harga sewa perahu per orang terhitung beragam, mulai dari Rp125.000 per orang. Satu perahu dapat menampung sekitar 10 orang.
Untuk mendapatkan penawaran menarik, pengunjung disarankan menginap di hotel yang ada di sekitar pantai Lovina sehingga dapat menikmati harga paket menginap sekaligus aktivitas melihat lumba-lumba.
4. Gedong Kirtya Berada d kawasan Singaraja, terdapat sebuah museum atau perpustakaan lontar tertua di Bali yang memiliki koleksi lontar-lontar kuno. Menawarkan wisata edukasi dan sejarah, pengunjung dapat menjajal cara menulis di atas daun lontar serta menyimak isi tulisan lontar yang terdiri dari beberapa klasifikasi yang meliputi budaya, mantra-mantra, petuah hingga cerita rakyat.
Selain lontar, perpustakaan ini juga menyimpan buku-buku era kolonial Belanda yang tersusun apik dalam sebuah rak.
5. Rumah ibunda Sang Proklamator Di sebuah kawasan perumahan di Bale Agung, Paket Agung, Buleleng, pengunjung dapat melihat saksi bisu kisah cinta antara Raden Soekemi Sosrodiharjo (ayah Soekarno) dan Nyoman Rai Srimben (ibunda Soekarno).
Di dalamnya terdapat sebuah bangunan yang merupakan rumah ibunda Sang Proklamator dengan pondasi bata merah masih kokoh. Tak jauh dari rumah Rai Srimben, terdapat Bale Gede yang dimanfaatkan keluarga untuk upacara Hindu.
6. Desa Les, Tejakula Belum lengkap rasanya berkunjung ke daerah ini jika tak menjajal aneka kulinernya. Masih di Bali bagian utara, tepatnya di Dapur Bali Moela, Desa Les, pengunjung dapat melihat atraksi berupa pembuatan arak lontar.
Kepulan asap dari dapur menandakan bahwa arak lontar di tempat ini masih dibuat secara tradisional. Tak hanya arak, buah tangan yang dapat dibeli adalah gula lontar yang memiliki tekstur kental seperti sirup karamel, garam tradisional serta madu hutan.