Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi berpotensi turun lagi per 1 Oktober 2024 ditopang oleh melemahnya harga minyak dunia serta kencangnya nilai tukar rupiah.
Jika nantinya harga BBM memang turun pada 1 Oktober maka ini akan menjadi penurunan dalam dua bulan beruntun setelah sebelumnya pada Agustus 2024. Jika memang turun ini bisa menjadi “kado” Presiden Joko Widodo (Jokowi) di akhir jabatannya sebelum lengser pada 20 Oktober mendatang.
Harga minyak mentah dunia secara rata-rata turun pada September 2024 meskipun banyak ditopang sentimen positif mulai dari pemangkasan suku bunga The Federal Reserve (The Fed), stimulus ekonomi China, hingga memanasnya kawasan di Timur Tengah.
Namun, secara keseluruhan harga minyak melandai tajam.
Harga minyak mentah dunia anjlok pada awal September 2024 usai rencana OPEC+ akan menaikkan produksi minyak hingga kekhawatiran terhadap kinerja buruk ekonomi China.
Awal pekan September 2024, organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, atau OPEC+ sebagaimana dikenal, akan melanjutkan kenaikan produksi sebesar 180.000 barel per hari pada bulan Oktober, sebagai bagian dari rencana untuk secara bertahap menghentikan pemangkasan terbarunya.
Harga minyak bahkan sempat ambruk ke bawah US$ 70 per barel pada 10 September. Harga minyak kembali melesat pada pertengahan September 2024 setelah The Fed memangkas suku bunga pada 19 September 2024.
Pemangkasan suku bunga diharapkan bisa mendongrak permintaan energi.
Harga minyak mendidih lagi menjelang akhir bulan karena panasnya konflik Israel-Hezbullah di kawasan Timur Tengah. Stimulus ekonomi China juga ikut mengerek harga minyak.
Merujuk Refinitiv, rata-rata harga minyak brent berada di angka US$ 72,89 per barel pada September, lebih rendah dibandingkan US$ 78,92 per barel sepanjang Agustus 2024. Sepanjang September, rata-rata harga minyak brent ambruk 8,2%.
Rata-rata harga minyak WTI berada di angka US$ 69,58 per barel sepanjang September 2024. Harga lebih murah dibandingkan US$ 75,4 per barel pada Agustus 2024.
Sebaliknya, nilai tukar rupiah menguat tajam pada September tahun ini setelah The Fed memangkas suku bunga.
Rata-rata nilai tukar rupiah pada September 2024 ada di angka Rp 15.318/US$1. Nilai tukar jauh lebih kuat dibandingkan rata-rata Agustus yang menyentuh Rp 15.734/US$1.
Rupiah bahkan menguat 2,04% sebulan pada September 2024.
Rupiah menguat ditopang oleh derasnya inflow di pasar keuangan Indonesia setelah The Fed memangkas suku bunga pada September 2024.
Sebagai catatan, pemerintah menentukan harga BBM berdasarkan formulasi tertentu. Dua variable akan dipakai yakni rata-rata harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah mengingat besarnya impor.
Keputusan Menteri ESDM Nomor 19 K/10/MEM/2019 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak menjelaskan formula harga menggunakan rata-rata harga publikasi Mean of Platts Singapore (MOPS) dengan satuan USD/barel periode tanggal 25 pada 2 bulan sebelumnya sampai dengan tanggal 24, 1 bulan sebelumnya untuk penetapan bulan berjalan.
Merujuk Refinitiv, rata-rata harga minyak brent pada dua bulan terakhir (September-Agustus 2024) adalah sebesar US$ 75,89/barel. Harga tersebut lebih rendah dibandingkan pada dua bulan sebelumnya (Agustus-Juli) sebesar US$ 81,38 per barrel.
Sementara itu, rata-rata harga minyak WTI pada dua bulan terakhir (September-Agustus 2024) adalah sebesar US$ 72,51/barel. Harga tersebut lebih rendah dibandingkan pada dua bulan sebelumnya (Agustus-Juli) sebesar US$ 78,03 per barrel.
Rata-rata nilai tukar rupiah pada September adalah Rp 15.318,6/US$1 sementara pada Agusus 2024 tercatat Rp 15.734,778/US$1.
Dengan hanya melihat rata-rata harga minyak dua bulan yang jauh lebih rendah dan rupiah yang sangat kencang maka harga BBM bisa saja turun pada Oktober 2024. Namun, melihat fakta bahwa pemerintah baru saja menurunkan harga BBM pada September ini maka penurunan kemungkinan bisa tertunda.
Seperti diketahuii, PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga resmi menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya jenis non subsidi, yang berlaku mulai hari ini 1 September 2024 ini. Diantara yang mengalami penurunan harga adalah produk BBM Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamax Green 95, Dexlite dan juga Pertamina Dex.
Sebagai contoh untuk wilayah DKI Jakarta, harga BBM Pertamax dari yang sebelumnya Rp 13.700 per liter menjadi Rp 12.950 per liter. Untuk Pertamax Turbo juga turun dari yang sebelumnya Rp 15.450 per liter menjadi Rp 14.475 per liter.
Adapun untuk BBM solar jenis Dexlite turun dari sebelumnya Rp 15.350 per liter menjadi Rp 14.050 per liter. Yang terakhir produk Pertamina Dex juga turun dari Rp 15.650 per liter menjadi Rp 14.550
Всё, что нужно знать о покупке аттестата о среднем образовании