Ahli Temukan Daging Ayam, Sapi, Babi, Mengandung Mikroplastik

Pekerja memilah potongan ayam untuk dimasukkan ke dalam plastik kemasan di Rumah Potong Hewan (RPH) Unggas, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (7/5/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Kehidupan manusia modern erat dengan penggunaan material plastik dalam kehidupan sehari-hari. Namun, yang mengkhawatirkan, mikroplastik, alias partikel plastik dalam ukuran sangat kecil, juga terkandung dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

Terbaru, para peneliti dari Ocean Conservancy dan Universitas Toronto belum lama ini menemukan bahwa hampir 90%, tepatnya 88%, dari sampel makanan yang diuji mengandung partikel plastik.

Melansir The New York Post, hasil pengujian yang ditemukan adalah protein yang dikonsumsi manusia termasuk ayam, daging sapi, makanan laut, babi, tahu, dan tiga alternatif protein nabati. Penemuan ini diterbitkan di jurnal Environmental Pollution.

Sampel tersebut dibeli pada bulan April 2022 dari dua supermarket dan satu toko kelontong di wilayah Portland, Oregon, AS.

Tidak hanya itu, temuan ini sekaligus menyiratkan bahwa manusia kemungkinan besar mengonsumsi mikroplastik, apa pun pola makannya. Mikroplastik sendiri telah lama dikaitkan dengan efek negatif terhadap kesehatan.

“Ini adalah pengingat yang mengejutkan tentang betapa parahnya polusi plastik – manusia hidup di darat, namun sampel makanan laut juga kemungkinan terkontaminasi plastik seperti halnya protein yang berasal dari darat,” kata rekan penulis studi dan ahli biologi kelautan Dr. Britta Baechler, direktur asosiasi ilmu plastik di Ocean Conservancy, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa manusia rata-rata mengonsumsi plastik yang besarnya setara kartu kredit setiap minggunya. Tak cuma itu, partikel-partikel plastik – yang panjangnya kurang dari 5 milimeter – telah ditemukan di lautan dan awan.

“Sebagai ahli kelautan, saya dan rekan penulis sangat prihatin dengan meningkatnya krisis plastik di lautan dunia,” kata rekan penulis studi, Dr. George Leonard, kepala ilmuwan Ocean Conservancy. “Tetapi penelitian kami menunjukkan bahwa plastik dalam makanan kita tidak hanya berasal dari ikan dan kerang, tetapi juga berbagai sumber protein lainnya.”

Laporan Ocean Conservancy mengungkap bahwa 44% mikroplastik yang ditemukan adalah serat dan 30% merupakan pecahan.

Peneliti Ocean Conservancy menyebut bahwa cara makanan diproses mungkin menjadi penyebabnya. Mereka menemukan bahwa protein yang lebih banyak diproses mengandung mikroplastik dalam jumlah lebih tinggi dibandingkan protein yang tidak diproses.

Dampak jika mikroplastik masuk ke dalam tubuh

Sebagai informasi, Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) menjelaskan bahwa mikroplastik adalah potongan plastik yang sangat kecil dan mencemari lingkungan. Umumnya, mikroplastik didefinisikan memiliki diameter kurang dari 5 mm.

Kemenkes RI mengatakan, mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat mengendap di saluran pernapasan, saluran pencernaan, dan organ lain. Mikroplastik yang bersifat tidak dapat dicerna atau diserap tubuh dapat menimbulkan iritasi sehingga memicu peradangan.

https://concursonacionaldetarantas.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*