Green Sukuk Laku Keras, RI Dapat Uang Sekaligus Jaga Bumi dari Bencana

Wamen Keuangan, Thomas Djiwandono sebagai Wamen Keuangan II dalam Konferensi Pers APBN KITA di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (13/8/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono memamerkan kemampuan Indonesia untuk menerbitkan surat berharga syariah berupa sukuk global dalam acara The 8th Annual Islamic Finance Conference (AIFC): Islamic Public Finance Role and Optimization secara daring, Kamis (3/10/2024).

Sukuk global itu bernama Green Sukuk yang menjadi instrumen keuangan inovatif berbasis syariah untuk mendukung komitmen Indonesia dalam memerangi perubahan iklim. Green sukuk dikeluarkan pada 2018 untuk membiayai proyek-proyek ramah lingkungan di Indonesia.

Dikutip dari Islamic Finance Foundation, green sukuk berhasil meraup dana US$ 1,25 miliar. Sukuk bertenor 5 tahun itu menawarkan imbal hasil senilai 3,75% dengan investor yang tersebar di seluruh dunia yaitu: 32% pasar islam, 25% pasar Asia, 15% EU, 18% AS, dan 10% Indonesia, berdasarkan catatan di siaran pers KLHK.

“Pada 2018, Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang menerbitkan sukuk hijau global. Instrumen inovatif ini mengumpulkan dana untuk proyek yang berkelanjutan secara lingkungan seperti energi terbarukan, reboisasi, dan pertanian berkelanjutan,” kata Thomas saat memberikan pidato kunci di acara AIFC.

Selain Green Sukuk, Thomas mengatakan, Indonesia pada 2021 juga telah menerbitkan SDG’s Sukuk Framework dengan dana yang terkumpul senilai US$ 10 miliar. Penerbitan surat berharga syariah untuk ditujukan untuk mendanai proyek-proyek berkelanjutan, pengelolaan limba, dan untuk menghadapi krisis iklim.

Untuk menjembatani keuangan sosial dan komersial Islam, Indonesia kata Thomas juga telah memperkenalkan Cash Wakaf Link Sukuk pada 2020, mengumpulkan US$ 65 juta dari lebih dari 3.000 kontributor wakaf.

“Cash Wakaf Link Sukuk mengkonsolidasikan wakaf tunai swasta untuk mendanai infrastruktur sosial seperti sekolah dan klinik serta program-program bagi kaum miskin, menawarkan kombinasi yang kuat antara dampak keuangan dan sosial,” ucap Thomas.

Untuk memenuhi minat publik terhadap instrumen investasi berbasis syariah, pemerintah juga menurut Thomas secara teratur menerbitkan sukuk ritel untuk menarik investor ritel domestik. Ini memberikan opsi investasi yang sesuai syariah untuk membantu mendanai proyek-proyek pembangunan nasional serta berkontribusi pada pendalaman sektor keuangan Indonesia.

“Dengan aspirasi dan impian untuk berhasil bertransisi menjadi negara berpenghasilan tinggi menjelang peringatan 100 tahun kemerdekaan kita, saya yakin prinsip-prinsip keuangan publik Islam akan memainkan peran yang lebih besar dan melihat adopsi yang lebih kuat di masa depan,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Thomas juga menekankan, adopsi nilai-nilai Islam yang mengedepankan keadilan, etika, dan inklusivitas dapat menginspirasi terciptanya sistem ekonomi dan keuangan global yang tidak hanya bermanfaat bagi komunitas Muslim, tetapi juga dunia secara keseluruhan

https://cycloinfo.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*