IHSG Loyo Lagi, Bren Jadi Penekan Terbesar

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melemah pada akhir perdagangan sesi I Kamis (3/10/2024), setelah sempat menguat tipis pada awal perdagangan sesi I hari ini.

Hingga pukul 12:00 WIB, IHSG terkoreksi 0,53% ke posisi 7.523,11. IHSG masih bertahan di level psikologis 7.500.

Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 6,1 triliun dengan melibatkan 11,8 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 728.954 kali. Sebanyak 267 saham menguat, 285 saham melemah dan 235 saham cenderung stagnan.

Secara sektoral, sektor teknologi menjadi yang paling parah koreksinya dan membebani IHSG paling besar yakni mencapai 1,07%.

Sementara dari sisi saham, emiten konglomerasi Prajogo Pangestu yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) menjadi penekan terbesar IHSG di sesi I hari ini yakni sebesar 7,5 indeks poin. Selain itu, ada pula saham perbankan raksasa yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang juga jadi penekan IHSG yakni sebesar 4,9 indeks poin.

Berikut saham-saham penekan IHSG pada sesi I hari ini.

Pergerakan IHSG pada hari ini cenderung masih akan diwarnai oleh sentimen dari global, terutama masih terkait dengan kondisi Timur Tengah dan data tenaga kerja Amerika Serikat (AS).

Pada hari ini di AS, akan rilis data klaim awal pengangguran untuk pekan yang berakhir 28 September 2024. Berdasarkan konsensus Trading Economics, klaim pengangguran diperkirakan akan meningkat menjadi 220.000, naik dari pekan sebelumnya sebesar 218.000

Kemudian dilanjutkan data Non-Farm Payrolls (NFP) AS pada esok hari. Konsensus berada di angka 142K, menandakan potensi perlambatan di sektor pekerjaan. Tingkat pengangguran yang diproyeksikan stabil di 4.2%, serta pertumbuhan gaji per jam yang diantisipasi melemah, menjadi penentu apakah Federal Reserve akan melunak di pertemuan berikutnya.

Sebelumnya, Chairman bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell mengisyaratkan pemangkasan suku bunga akan berlanjut sampai akhir tahun. Namun, pemangkasan akan dilakukan secara bertahap dan tidak akan mencapai 50 basis points (bps) masing-masing di November dan Desember.

Powell menjelaskan jika ekonomi berjalan sesuai ekspektasi, kemungkinan akan ada dua pemotongan suku bunga lagi tahun ini dengan total 50 bps. Artinya, suku bunga kemungkinan akan dipangkas sebesar 25 bps masing-masing pada November dan Desember.

Pernyataan Powell mengecewakan pelaku pasar yang berharap The Fed akan tetap agresif dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan datang dengan memangkas 50 bps.

Perangkat CME FedWatch memperlihatkan sebanyak 47,9% pelaku pasar berekspketasi suku bunga Teh Fed sudah di angka 4,00-4,25% pad Desember mendatang. Artinya, mereka berharap ada pemangkasan sebesar 75 bps.

Sementara itu pasar masih memiliki risiko dari lanjutan konflik antara Iran dan Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah bahwa Iran akan “membayar mahal” atas serangan misil yang dilancarkan terhadap Israel pada Selasa (1/10/2024) malam. Di sisi lain, Teheran menegaskan bahwa setiap pembalasan akan disambut dengan “kehancuran besar,” meningkatkan kekhawatiran akan pecahnya perang yang lebih luas di Timur Tengah.

Washington telah menyatakan dukungannya penuh untuk sekutu lama mereka, Israel, sementara Angkatan Bersenjata Iran memperingatkan bahwa intervensi langsung oleh pendukung Israel terhadap Teheran akan memicu “serangan kuat” terhadap “pangkalan dan kepentingan” mereka di wilayah tersebut.

“Iran membuat kesalahan besar malam ini – dan mereka akan membayarnya,” kata Netanyahu pada awal pertemuan politik-keamanan, menurut sebuah pernyataan resmi, dilansirReuters.

Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan balasan atas pembunuhan para pemimpin militan oleh Israel dan agresi Israel terhadap Hizbullah di Lebanon serta Gaza.

https://clownryu.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*