Seorang pengusaha Israel yang diyakini dekat dengan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu telah membuat ancaman terselubung terhadap Yordania.
Roni Mizrachi, seorang kontraktor Israel yang terkenal, mengatakan kepada stasiun televisi sayap kanan Israel Channel 14 bahwa apa yang terjadi di Lebanon akan terjadi juga di Amman.
Hal ini menyusul peningkatan besar-besaran dalam serangan Israel terhadap Lebanon selama seminggu terakhir, yang telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan membuat sekitar 1 juta orang mengungsi.
Itu menimbulkan reaksi dari para menteri luar negeri Arab, termasuk Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi yang mengutuk serangan tersebut.
“Saya ingin memberi tahu Anda… mengapa kita semua picik,” katanya dikutip dari laman The New Arab, Kamis (3/10/2024).
“Kini kita melihat Lebanon … dalam 15 tahun ke depan Yordania akan menjadi negara berikutnya yang akan menjadi tempat orang-orang Iran memiliki kepentingan,” tambahnya lagi.
“Oleh karena itu, Lebanon harus ditangani dengan keras dan ‘kepala ularnya’ harus dipukul,” jelasnya merujuk Iran.
Khusus Iran, ia pun mengatakan bom atom harus diluncurkan ke negara itu. Menurutnya Iran harus diserang dengan bom dahsyat itu untuk melumpuhkan fasilitas-fasilitas persenjataannya.
“Ini mungkin dan kami memiliki kemampuan,” tegasnya lagi.
Perlu diketahui, Yordania dan Israel menandatangani perjanjian damai pada tahun 1994. Meskipun hubungan diplomatik mereka terus berlanjut, hubungan menjadi lebih tegang setelah perang Israel yang membabi buta di Gaza dan tindakan di Lebanon.
Sebagian besar warga negara Yordania berasal dari Palestina. Mereka diketahui telah melakukan protes rutin terhadap perang Gaza di luar kedutaan besar Israel di Yordania.
Pada tanggal 8 September, seorang pengemudi truk Yordania menembaki penjaga keamanan Israel di perbatasan Raja Hussein antara Yordania dan Tepi Barat. Kejadian ini menewaskan tiga dari mereka.
Sementara Mizrachi mengancam Yordania, Safadi mengatakan pada konferensi pers di sela-sela Majelis Umum PBB bahwa negara-negara Arab dan Muslim akan menjamin keamanan Israel jika setuju untuk mendirikan negara Palestina di Tepi Barat dan Gaza, berdasarkan perbatasan tahun 1967.
Meski begitu, ia menyebut Netanyahu sengaja menciptakan “bahaya” bagi Israel karena ia menentang solusi dua negara.
“Perdana menteri Israel… anggota komite Muslim-Arab, yang diamanatkan oleh 57 negara Arab dan Muslim dan saya, dapat memberi tahu Anda dengan sangat tegas, kami semua bersedia menjamin keamanan Israel dalam konteks Israel mengakhiri pendudukan dan mengizinkan munculnya negara Palestina,” kata Safadi.
“Bisakah Anda bertanya kepada pejabat Israel apa tujuan akhir mereka selain hanya perang dan perang dan perang?” tanyanya.
Israel dalam seminggu terakhir, telah membawa perangnya di Gaza ke Lebanon. Bahkan menolak untuk menyetujui gencatan senjata di kedua front.
Lebih dari 41.500 orang telah tewas di Gaza sejak Oktober lalu. Sementara 700 orang telah tewas dalam serangan Israel yang sedang berlangsung di Lebanon.
Kini kekhawatiran akan perang regional pun terjadi. Pasalnya Selasa Iran menyerang Israel dengan 200 rudal sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, jenderal Iran di Beirut, sekaligus Pemimpin Hamas Ismael Haniyeh yang tewas di Teheran Juli lalu, termasuk serangan Israel ke Lebanon.
Ini membuat Tel Aviv berencana menyerang balik dengan tindakan lebih dahsyat. Sejumlah negara termasuk China menyerukan deeskalasi di PBB.