Suspensi Dibuka, Saham DNET Terbang Lagi, Awas Nyangkut!

Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Emiten ritel dan investasi Grup Salim yang juga menjadi pemilik waralaba minimarket Indomaret yakni PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) terpantau kembali melesat dan sempat menyentuh auto reject atas (ARA) padaperdagangan sesi I Selasa (10/9/2024).

Per pukul 10:01 WIB, saham DNET kembali terbang 16,82% ke posisi harga Rp 12.500/unit. Saham DNET pun sempat kembali menyentuh ARA di awal sesi I hari ini.

Lalu penguatan terpangkas menjadi 10,98%. DNET diperdagangkan pada harga Rp 11.875.

Saham DNET pada sesi I hari ini sudah ditransaksikan sebanyak 905 kali dengan volume sebesar 698.800 lembar saham dan nilai transaksinya mencapai Rp 8,77 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 168,43triliun.

Hingga pukul 10:40 WIB, di order bid atau beli, pada harga Rp 11.800/unit, terdapat 43 lot antrean atau sekitar. Harga ini juga menjadi antrean beli terbanyak pada sesi I hari ini.

Sedangkan di order offer atau jual, Rp 12.500/unit menjadi antrean jual terbanyak di sesi I hari ini, yakni mencapai 76 lot.

Saham DNET kembali melesat setelah Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali membuka suspensi saham pemilik waralaba Indomaret tersebut.

Sebelumnya, BEI melakukan suspensi perdagangan atas DNET pada perdagangan 9 September 2024 atau 1 hari yang lalu, sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan.

Diketahui, saham DNET sudah terbang dan menyentuh ARA selama empat hari beruntun sebelum dikenakan suspensi oleh BEI. Dalam empat hari perdagangan tersebut, DNET sudah terbang 71,85%. Jika menghitung perdagangan sesi I hari ini, maka saham DNET sudah meroket 100,8%.

Ada rumor bahwa Grup Salim tertarik mengambil bagian dalam entitas bisnis hasil merger antara PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN).

Menurut kabar yang beredar, Grup Salim akan masuk melalui PT Mega Akses Persada yang merupakan anak usaha DNET.

Minat Salim itu sebenarnya tidak begitu mengejutkan, mengingat Salim memiliki 26% saham di penyedia telekomunikasi Filipina, PLDT, melalui First Pasific.

Perusahaan tersebut juga telah aktif di pasar M&A dengan mengakuisisi Nusantara Infrastructure (META IJ) dan Rex Minerals (RXM AU) dalam dua belas bulan terakhir.

Dari kinerja keuangannya pada semester I-2024, DNET membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 444,89 miliar. Angka laba bersih itu turun dari periode yang sama tahun 2023 yang berjumlah Rp 459,46 miliar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*